1. Karangan ilmiah
Karangan
Karangan menurut wikipedia
merupakan karya tulis hasil dari kegiatan seseorang untuk mengungkapkan
gagasan dan menyampaikanya melalui bahasa tulis kepada pembaca untuk
dipahami. Lima jenis karangan yang umum dijumpai dalam keseharian adalah
Narasi, Deskripsi, Eksposisi, Argumentasi, dan Persuasi. Sedangkan
secara umum ,Karangan adalah karya tulis hasil dari kegiatan seseorang
untuk mengungkapkan gagasan dan menyampaikanya melalui bahasa tulis
kepada pembaca untuk dipahami.Untuk dapat mengarang suatu tulisan perlu
terlebih dahulu mengerti dan memahami beberapa pengertian yang
menyangkut kegiatan seperti Mengarang.Mengarang adalah segenap
rangkaian kegiatan seseorang mengungkapkan gagasan dan menyampaikan
melalui bahasa tulis kepada masyarakat pembaca untuk dipahami.Karangan
bermacam-macam ada karangan ilmiah,semi ilmiah dan non ilmiah.Namun yang
akan dibahas ialah karangan ilmiah dan non ilmiah.
A.Karangan Ilmiah
Karangan
ilmiah adalah hasil dari suatu pemikiran seseorang yang bersifat
akademis yang kemudian nanti akan dituangkan dalam wujud tulisan.
Seperti misalkan penulisan tesis, makalah ataupun skripsi.
Sedangkan
menurut beberapa pakar, karya ilmiah Suatu tulisan yang diperoleh sesuai
dengan sifat keilmuanya yang didasari oleh peninjauan, penelitian dalam
bidang tertentu, disusun dengan metode tertentu dengan sistematika
penulisan dengan bahasa yang santun dan isinya dapat dipertanggung
jawabkan keabsahanya (Eko Susilo, M.1995:11)Karangan ilmiah populer
yang ditunjukan kepada masyarakat umum dan karya ilmiah tinggi yang
ditunjukan kepada masyarakat professional (Jones 1960).
Ciri-ciri Karangan Ilmiah
a. Struktur Sajian (pendahuluan, pokok bahasan, dan bagian penutup)
Pendahuluan
merupakan pengantar ke bagian inti, sedangkan inti merupakan sajian
gagasan pokok yang ingin di sampaikan yang dapat terdiri dari beberapa
bab, subtopik dan beberapa paragraph yang dimana bagian penutupnya
adalah kesimpulan pokok bahasan serta rekomendasi penulis dengan tindak
lanjut gagasan tersebut.
b. Komponen dan substansi
Komponen dan
substansi karya ilmiah bervariasi sesuai dengan jenisnya, namun semua
karya ilmiah mengandung dari seluruh struktur sajian dan daftar pustaka.
c. Sikap Penulis
Sikap
penulis yang objektif yang dimana disampaikan dengan menggunakan gaya
bahasa impersonal dengan banyak menggunakan betuk pasif dan tanpa
menggunakan kata pengganti orang pertama dan kedua.
d. Penggunaan Bahasa
Bahasa
yang digunakan adalah bahasa baku yang tercermin dari pilihan kata dan
kalimat-kalimat efektif yang tersetruktur dan baku.
Hal-hal yang harus ada dalam karya ilmiah antara lain:
1.Karya tulis ilmiah memuat gagasan ilmiah lewat pikiran dan alur pikiran.
2.Keindahan karya tulis ilmiah terletak pada bangun pikir dengan unsur-unsur yang menyangganya.
3.Alur pikir dituangkan dalam sistematika dan notasi.
4.Karya tulis ilmiah terdiri dari unsur-unsur: kata, angka, tabel, dan gambar,
yang tersusun mendukung alur pikir yang teratur.
5.Karya tulis ilmiah harus mampu mengekspresikan asas-asas yang terkandung
dalam hakikat ilmu dengan mengindahkan kaidah-kaidah kebahasaan.
6.Karya tulis ilmiah terdiri dari serangkaian narasi (penceritaan), eksposisi
(paparan), deskripsi (lukisan) dan argumentasi (alasan).
Macam – macam karangan ilmiah
* Artikel Ilmiah Popular
Berbeda
dengan artikel ilmiah, artikel ilmiah popular tidak terikat secara
ketat dengan aturan penulisan ilmiah. Sebab, ditulis lebih bersifat
umum, untuk konsumsi publik. Dinamakan ilmiah populer karena ditulis
bukan untuk keperluan akademik tetapi dalam menjangkau pembaca khalayak.
Karena itu aturan-aturan penulisan ilmiah tidak begitu ketat. Artikel
ilmiah
popular biasanya dimuat di surat kabar atau majalah. Artikel
dibuat berdasarkan berpikir deduktif atau induktif, atau gabungan
keduanya yang bisa ‘dibungkus’ dengan opini penulis.
* Artikel Ilmiah
Artikel
ilmiah, bisa ditulis secara khusus, bisa pula ditulis berdasarkan hasil
penelitian semisal skripsi, tesis, disertasi, atau penelitian lainnya
dalam bentuk lebih praktis. Artikel ilmiah dimuat pada jurnal-jurnal
ilmiah. Kekhasan artikel ilmiah adalah pada penyajiannya yang tidak
panjang lebar tetapi tidak megurangi nilai keilmiahannya. Artikel ilmiah
bukan sembarangan artikel, dan karena itu, jurnal-jurnal ilmiah
mensyaratkan aturan sangat ketat sebelum sebuah artikel dapat dimuat.
Pada setiap komponen artikel ilmiah ada pehitungan bobot. Karena itu,
jurnal ilmiah dikelola oleh ilmuwan terkemuka yang ahli dibidangnya.
Jurnal-jurnal ilmiah terakredetasi sangat menjaga pemuatan artikel.
Akredetasi jurnal mulai dari D, C, B, dan A, dan atau bertaraf
internasional. Bagi ilmuwan, apabila artikel ilmiahnya ditebitkan pada
jurnal internasional, pertanda keilmuawannya ‘diakui’.
* Disertasi
Pencapaian
gelar akademik tertinggi adalah predikat Doktor. Gelar Doktor (Ph.D)
dimungkinkan manakala mahasiswa (S3) telah mempertahankan disertasi
dihadapan Dewan Penguji Disertasi yang terdiri dari profesor atau Doktor
dibidang masing-masing. Disertasi ditulis berdasarkan penemuan
(keilmuan) orisinil dimana penulis mengemukan dalil yang dibuktikan
berdasarkan data dan fakta valid dengan analisis terinci.
Disertasi
atau Ph.D Thesis ditulis berdasarkan metodolologi penelitian yang
mengandung filosofi keilmuan yang tinggi. Mahahisiswa (S3) harus mampu
(tanpa bimbingan) menentukan masalah, berkemampuan berpikikir abstrak
serta menyelesaikan masalah praktis. Disertasi memuat penemuan-penemuan
baru, pandangan baru yang filosofis, tehnik atau metode baru tentang
sesuatu sebagai cerminan pengembangan ilmu yang dikaji dalam taraf yang
tinggi.
* Tesis
Tesis adalah jenis karya ilmiah yang bobot
ilmiahnya lebih dalam dan tajam dibandingkan skripsi. Ditulis untuk
menyelesaikan pendidikan pascasarjana. Mahasiswa melakukan penelitian
mandiri, menguji satu atau lebih hipotesis dalam mengungkapkan
‘pengetahuan baru’.
Tesis atau Master Thesis ditulis bersandar pada
metodologi; metodologi penelitian dan metodologi penulisan. Standarnya
digantungkan pada institusi, terutama pembimbing. Dengan bantuan
pembimbing, mahasiswa merencanakan (masalah), melaksanakan; menggunakan
instrumen, mengumpulkan dan menjajikan data, menganalisis, sampai
mengambil kesimpulan dan rekomendasi.
* Skripsi
Skripsi adalah
karya tulis (ilmiah) mahasiswa untuk melengkapi syarat mendapatkan
gelar sarjana (S1). Bobotnya 6 satuan kredit semster (SKS) dan dalam
pengerjakannya dibantu dosen pembimbing. Dosen pembimbing berperan
‘mengawal’ dari awal sampai akhir hingga mahasiswa mampu mengerjakan dan
mempertahankannya pada ujian skripsi.
Skripsi ditulis berdasarkan
pendapat (teori) orang lain. Pendapat tersebut didukung data dan fakta
empiris-objektif, baik berdasarkan penelitian langsung; observasi
lapanagn atau penelitian di laboratorium, atau studi kepustakaan.
Skripsi menuntut kecermatan metodologis hingga menggaransi ke arah
sumbangan material berupa penemuan baru.
* Kertas Kerja
Kertas
kerja pada prinsipnya sama dengan makalah. Kertas kerja dibuat dengan
analisis lebih dalam dan tajam. Kertas kerja ditulis untuk
dipresentasikan pada seminar atau lokakarya, yang biasanya dihadiri oleh
ilmuwan. Pada ‘perhelatan ilmiah’ tersebut kertas kerja dijadikan acuan
untuk tujuan tertentu. Bisa jadi, kertas kerja ‘dimentahkan’ karena
lemah, baik dari susut analisis rasional, empiris, ketepatan masalah,
analisis, kesimpulan, atau kemanfaatannya.
* Makalah
Lazimnya,
makalah dibuat melalui kedua cara berpikir tersebut. Tetapi, tidak
menjadi soal manakala disajikan berbasis berpikir deduktif (saja) atau
induktif (saja). Yang penting, tidak berdasar opini belaka.
Makalah,
dalam tradisi akademik, adalah karya ilmuwan atau mahasiswa yang
sifatnya paling ‘soft’ dari jenis karya ilmiah lainnya. Sekalipun, bobot
akademik atau bahasan keilmuannya, adakalanya lebih tinggi. Misalnya,
makalah yang dibuat oleh ilmuwan dibanding skripsi mahasiswa.
- Contoh Karya Tulis Ilmiah
Seperti yang sudah saya sampaikan pada postingan terdahulu tentang
macam-macam karya tulis ilmiah, Karya tulis ilmiah dapat disajikan dalam
bentuk laporan penelitian, artikel ilmiah di jurnal, artikel ilmiah
popular di media massa, makalah seminar, buku, diktat, modul, maupun
karya terjemahan. Dengan demikian terdapat banyak pilihan bagi guru
dalam mengembangkan profesinya melalui karya tulis ilmiah. Tidak ada
salahnya pada tulisan ini saya jabarkan lagi secara singkat jenis-jenis
karya tulis ilmiah.
Makalah atau paper merupakan rumusan atau
simpulan pemikiran sebagai hasil telaah atau pengkajian sederhana dari
sebuah referensi bacaan, pemikiran tokoh, ilmuwan atau penulis
sebelumnya. Karya ilmiah jenis ini biasa diberikan oleh dosen atau guru
kepada mahasiswa atau siswanya. Tujuannya biasa untuk memberikan ruang
bagi peserta didik dalam menuangkan gagasan ilmiahnya untuk mengasah
kemampuan intelektualnya dalam menanggapi permasalahan yang berkembang.
Makalah biasanya disajikan dalam forum seminar, lokakarya, workshop dan
sejenisnya.
Laporan praktikum biasanya merupakan laporan tertulis
dari serangkaian kegiatan praktikum yang telah dilakukan oleh seorang
atau sekelompok siswa. Dalam menuliskan laporan unsur kronologis menjadi
sangat penting karena praktik kerja baik di lapangan maupun di
laboratorium terdiri dari tahapan-tahapan yang sistematis yang harus
dilaporkan secara sistematis juga. Dengan demikian penulisan laporan
praktikum dituntut untuk menyampaikan sebuah kegiatan secara sistematis,
runtut dan terperinci.
Artikel merupakan gagasan tertulis dari
penulis tentang suatu permasalahan yang didasarkan pada kajian pustaka
atau hasil penelitian. Artikel merupakan diseminasi pemikiran dari ahli
atau seseorang yang secara intens mengamati permasalahan tertentu
(pengamat). Artikel hampir mirip dengan makalah, yang membedakan adalah
ruang publikasinya. Apabila makalah disampaikan dalam forum seminar atau
workshop, artikel dipublikasikan di media massa baik jurnal ilmiah atau
media massa (koran atau majalah, yang biasa disebut artikel ilmiah
populer). Artikel dapat ditulis dalam berbagai bentuk yaitu opini, essay
atau feature. Opini merupakan gagasan pribadi penulis, sedangkan essay
merupakan karangan prosa yang membahas suatu masalah secara sepintas
lalu dari sudut pandang penulisnya (Kamus Besar Bagasa Indonesia, 2005:
308). Sedangkan feature merupakan bentuk penulisan artikel yang berupa
berita.
Tugas akhir baik skripsi (tingkat S1), thesis (S2) atau
disertasi (S3) merupakan karya ilmiah yang ditujukan untuk mengakhiri
studi di perguruan tinggi. Tugas akhir biasanya berupa hasil penelitian
dari bidang tertentu (sesuai jurusan atau program studi yang diambil)
yang kemudian diujikan secara lisan untuk memperoleh derajat kelulusan
dan kelayakan karya tersebut.
2. Karangan Non Ilmiah
Karya non-ilmiah sangat bervariasi topic dan cara penyajiannya, tetapi
isinya tidak didukung fakta umum, ditulis berdasarkan fakta pribadi,
umumnya bersifat subyektif, gaya bahasanya bias konkret atau abstrak,
gaya bahasanya formal dan popular.
Ciri-ciri karangan Non-Ilmiah
1.Emotif: Kemewahan dan cinta lebih menonjol, tidak sistematis, lebih mencari keuntungan dan sedikit informasi.
2.Persuasif:
Penilaian fakta tanpa bukti. Bujukan untuk meyakinkan pembaca,
mempengaruhi sikap cara berfikir pembaca dan cukup informative.
3.Deskriptif: Pendapat pribadi, sebagian imajinatif dan subjektif.
4.Kritik tanpa dukungan bukti.
5.Fakta yang disimpulkan subyektif.
6.Gaya bahasa konotatif dan populer.
7.Tidak memuat hipotesis.
8.Penyajian dibarengi dengan sejarah.
9.Bersifat imajinatif.
10.Situasi didramatisi
Jenis-jenis yang termasuk karya Non-ilmiah
Dongeng
Cerpen
Novel
Drama
Roman
Non Ilmiah (Fiksi) adalah Satu ciri
yang pasti ada dalam tulisan fiksi adalah isinya yang berupa kisah
rekaan. Kisah rekaan itu dalam praktik penulisannya juga tidak boleh
dibuat sembarangan, unsur-unsur seperti penokohan, plot, konflik,
klimaks, setting dsb.
Semi Ilmiah adalah sebuah
penulisan yang menyajikan fakta dan fiksi dalam satu tulisan dan
penulisannyapun tidak semiformal tetapi tidak sepenuhnya mengikuti
metode ilmiah yang sintesis-analitis karena sering di masukkan karangan
non-ilmiah. Maksud dari karangan non-ilmiah tersebut ialah karena jenis
Semi Ilmiah memang masih banyak digunakan misal dalam komik, anekdot,
dongeng, hikayat, novel, roman dan cerpen.
Karakteristiknya : berada diantara ilmiah.
Perbedaan Karya Ilmiah dengan Non-ilmiah
Istilah karya ilmiah dan nonilmiah merupakan istilah yang sudah sangat
lazim diketahui orang dalam dunia tulis-menulis. Berkaitan dengan
istilah ini, ada juga sebagian ahli bahasa menyebutkan karya fiksi dan
nonfiksi. Terlepas dari bervariasinya penamaan tersebut, hal yang sangat
penting untuk diketahui adalah baik karya ilmiah maupun nonilmiah/fiksi
dan nonfiksi atau apa pun namanya, kedua-keduanya memiliki perbedaan
yang signifikan. Perbedaan-perbedaan yang dimaksud dapat dicermati dari
beberapa aspek.
1. Karya ilmiah harus merupakan pembahasan suatu
hasil penelitian (faktual objektif). Faktual objektif adalah adanya
kesesuaian antara fakta dan objek yang diteliti. Kesesuaian ini harus
dibuktikan dengan pengamatan atau observasi.
2. Karya ilmiah
bersifat metodis dan sistematis. Artinya, dalam pembahasan masalah
digunakan metode atau cara-cara tertentu dengan langkah-langkah yang
teratur dan terkontrol melalui proses pengidentifikasian masalah dan
penentuan strategi.
3. Dalam pembahasannya, tulisan ilmiah
menggunakan ragam bahasa ilmiah. Dengan kata lain, ia ditulis dengan
menggunakan kode etik penulisan karya ilmiah. Perbedaan-perbedaan inilah
yang dijadikan dasar para ahli bahasa dalam melakukan
pengklasifikasian.
Berdasarkan karakteristik karangan ilmiah dan
nonilmiah yang telah disebutkan, yang tergolong dalam karangan ilmiah
adalah laporan, makalah, skripsi, tesis, disertasi; yang tergolong
karangan nonilmiah adalah anekdot, dongeng, hikayat, cerpen, cerber,
novel, roman, puisi, dan naskah drama.
Karya nonilmiah sangat
bervariasi topik dan cara penyajiannya, tetapi isinya tidak didukung
fakta umum. Karangan nonilmiah ditulis berdasarkan fakta pribadi, dan
umumnya bersifat subyektif. Bahasanya bisa konkret atau abstrak, gaya
bahasanya nonformal dan populer, walaupun kadang-kadang juga formal dan
teknis. Karya nonilmiah bersifat, antara lain :
1. Emotif : merupakan kemewahan dan cinta lebih menonjol, tidak sistematis, lebih mencari keuntungan dan sedikit informasi
2.
persuasif : merupakan penilaian fakta tanpa bukti. Bujukan untuk
meyakinkan pembaca, mempengaruhi sikap cara berfikir pembaca dan cukup
informative
3. Deskriptif : merupakan pendapat pribadi, sebagian imajinatif dan subjektif, dan
4. Jika kritik adakalanya tanpa dukungan bukti.
3. Pengertian Metode Ilmiah
Metode
ilmiah atau dalam bahasa inggris dikenal sebagai scientific method
adalah proses berpikir untuk memecahkan masalah secara
sistematis,empiris, dan terkontrol.
Metode ilmiah merupakan proses berpikir untuk memecahkan masalah
Metode
ilmiah berangkat dari suatu permasalahan yang perlu dicari jawaban atau
pemecahannya. Proses berpikir ilmiah dalam metode ilmiah tidak
berangkat dari sebuah asumsi, atau simpulan, bukan pula berdasarkan
data atau fakta khusus. Proses berpikir untuk memecahkan masalah lebih
berdasar kepada masalah nyata. Untuk memulai suatu metode ilmiah, maka
dengan demikian pertama-tama harus dirumuskan masalah apa yang sedang
dihadapi dan sedang dicari pemecahannya. Rumusan permasalahan ini akan
menuntun proses selanjutnya.
Pada Metode Ilmiah, proses berpikir dilakukan secara sistematis
Dalam
metode ilmiah, proses berpikir dilakukan secara sistematis dengan
bertahap, tidak zig-zag. Proses berpikir yang sistematis ini dimulai
dengan kesadaran akan adanya masalah hingga terbentuk sebuah kesimpulan.
Dalam metode ilmiah, proses berpikir dilakukan sesuai langkah-langkah
metode ilmiah secara sistematis dan berurutan.
Metode ilmiah didasarkan pada data empiris
Setiap
metode ilmiah selalu disandarkan pada data empiris. maksudnya adalah,
bahwa masalah yang hendak ditemukan pemecahannya atau jawabannya itu
harus tersedia datanya, yang diperoleh dari hasil pengukuran secara
objektif. Ada atau tidak tersedia data empiris merupakan salah satu
kriteria penting dalam metode ilmiah. Apabila sebuah masalah dirumuskan
lalu dikaji tanpa data empiris, maka itu bukanlah sebuah bentuk metode
ilmiah.
Pada metode ilmiah, proses berpikir dilakukan secara terkontrol
Di
saat melaksanakan metode ilmiah, proses berpikir dilaksanakan secara
terkontrol. Maksudnya terkontrol disini adalah, dalam berpikir secara
ilmiah itu dilakukan secara sadar dan terjaga, jadi apabila ada orang
lain yang juga ingin membuktikan kebenarannya dapat dilakukan seperti
apa adanya. Seseorang yang berpikir ilmiah tidak melakukannya dalam
keadaan berkhayal atau bermimpi, akan tetapi dilakukan secara sadar dan
terkontrol.
Langkah-Langkah Metode Ilmiah
Karena metode ilmiah
dilakukan secara sistematis dan berencana, maka terdapat langkah-langkah
yang harus dilakukan secara urut dalam pelaksanaannya. Setiap langkah
atau tahapan dilaksanakan secara terkontrol dan terjaga. Adapun
langkah-langkah metode ilmiah adalah sebagai berikut:
1. Merumuskan masalah.
2. Merumuskan hipotesis.
3. Mengumpulkan data.
4. Menguji hipotesis.
5. Merumuskan kesimpulan.
Merumuskan Masalah
Berpikir
ilmiah melalui metode ilmiah didahului dengan kesadaran akan adanya
masalah. Permasalahan ini kemudian harus dirumuskan dalam bentuk kalimat
tanya. Dengan penggunaan kalimat tanya diharapkan akan memudahkan orang
yang melakukan metode ilmiah untuk mengumpulkan data yang
dibutuhkannya, menganalisis data tersebut, kemudian
menyimpulkannya.Permusan masalah adalah sebuah keharusan. Bagaimana
mungkin memecahkan sebuah permasalahan dengan mencari jawabannya bila
masalahnya sendiri belum dirumuskan?
Merumuskan Hipotesis
Hipotesis
adalah jawaban sementara dari rumusan masalah yang masih memerlukan
pembuktian berdasarkan data yang telah dianalisis. Dalam metode ilmiah
dan proses berpikir ilmiah, perumusan hipotesis sangat penting. Rumusan
hipotesis yang jelas dapat memabntu mengarahkan pada proses selanjutnya
dalam metode ilmiah. Seringkali pada saat melakukan penelitian, seorang
peneliti merasa semua data sangat penting. Oleh karena itu melalui
rumusan hipotesis yang baik akan memudahkan peneliti untuk mengumpulkan
data yang benar-benar dibutuhkannya. Hal ini dikarenakan berpikir ilmiah
dilakukan hanya untuk menguji hipotesis yang telah dirumuskan.
Mengumpulkan Data
Pengumpulan
data merupakan tahapan yang agak berbeda dari tahapan-tahapan
sebelumnya dalam metode ilmiah. Pengumpulan data dilakukan di lapangan.
Seorang peneliti yang sedang menerapkan metode ilmiah perlu mengumpulkan
data berdasarkan hipotesis yang telah dirumuskannya. Pengumpulan data
memiliki peran penting dalam metode ilmiah, sebab berkaitan dengan
pengujian hipotesis. Diterima atau ditolaknya sebuah hipotesis akan
bergantung pada data yang dikumpulkan.
Menguji Hipotesis
Sudah
disebutkan sebelumnya bahwa hipotesis adalah jawaban sementaradari suatu
permasalahan yang telah diajukan. Berpikir ilmiah pada hakekatnya
merupakan sebuah proses pengujian hipotesis. Dalam kegiatan atau langkah
menguji hipotesis, peneliti tidak membenarkan atau menyalahkan
hipotesis, namun menerima atau menolak hipotesis tersebut. Karena itu,
sebelum pengujian hipotesis dilakukan, peneliti harus terlebih dahulu
menetapkan taraf signifikansinya. Semakin tinggi taraf signifikansi yang
tetapkan maka akan semakin tinggi pula derjat kepercayaan terhadap
hasil suatu penelitian.Hal ini dimaklumi karena taraf signifikansi
berhubungan dengan ambang batas kesalahan suatu pengujian hipotesis itu
sendiri.
Merumuskan Kesimpulan
Langkah paling akhir dalam
berpikir ilmiah pada sebuah metode ilmiah adalah kegiatan perumusan
kesimpulan. Rumusan simpulan harus bersesuaian dengan masalah yang telah
diajukan sebelumnya. Kesimpulan atau simpulan ditulis dalam bentuk
kalimat deklaratif secara singkat tetapi jelas. Harus dihindarkan untuk
menulis data-data yang tidak relevan dengan masalah yang diajukan,
walaupun dianggap cukup penting. Ini perlu ditekankan karena banyak
peneliti terkecoh dengan temuan yang dianggapnya penting, walaupun pada
hakikatnya tidak relevan dengan rumusan masalah yang diajukannya.
Sumber :
http://aditrisno.blogspot.com/2014/04/karangan-ilmiah-karangan-non-ilmiah-dan.html?view=timeslide
http://id.wikipedia.org/wiki/Metode_ilmiah
http://tyamutiara13.blogspot.com/2013/04/tugas-3-contoh-karya-ilmiah-dan-non.html
http://penelitiantindakankelas.blogspot.com/2013/07/pengertian-dan-langkah-langkah-metode-ilmiah.html
http://bloggueblog.wordpress.com/2012/04/20/pengertian-ciri-ciri-dan-macam-macam-karya-ilmiah/